Sunday 20 May 2018

Fenomena Thanos dalam Kehidupan Beragama

Gambar diambil dari: marvelcinematicuniverse.wikia.com
Hampir satu bulan merajai pasar bioskop di Indonesia dan juga dunia, Infinity War masih menyisakan perdebatan di antara para penggemar film. Beberapa teman menyatakan bahwa mereka kebingungan bagaimana harus bersikap terhadap film tersebut. Ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa Thanos memiliki tujuan yang “mulia” untuk menjaga keseimbangan dunia dan agar tidak terjadi kepunahan dan kerusakan lingkungan sebagaimana yang telah terjadi pada planetnya, Titan, beberapa berpendapat bahwa tindakan Thanos adalah perbuatan yang terpuji dan heroik, terlebih lagi karena dia satu-satunya yang berani mengorbankan segala yang dia cintai untuk kebaikan alam semesta.

Sebenarnya narasi mengenai Thanos dalam Infinity War bukanlah sebuah narasi baru, alih-alih justru membosankan. Kita sudah sering menemukan narasi serupa di dalam kitab-kitab suci agama. Di sana kita sudah kenyang menemukan kisah-kisah Tuhan yang megalomaniak mengazab dan menghabisi manusia bukan cuma satu atau dua orang, melainkan satu kota atau bahkan satu bangsa dengan alasan bahwa keberadaan manusia-manusia tersebut membawa kekejian bagi dunia. Ketika Tuhan melenyapkan manusia-manusia tersebut, maka seolah kebaikan di dunia kembali terpelihara.

Monday 14 May 2018

Memahami Dampak Kekerasan dalam Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak


Tulisan ini dipublikasikan di: Pijar Psikologi pada 11 April 2018

Banyak orang memiliki keinginan untuk menikah dan berumah tangga. Umumya, pasangan yang menikah menginginkan kehadiran anak dalam keluarga yang sedang mereka bangun. Namun demikian, sayangnya banyak orang yang tidak menyadari bahwa merawat dan membesarkan anak bukanlah hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik dan pendidikannya saja, tapi juga kebutuhan psikologisnya.

Memahami Homoseksualitas dalam Perspektif Ilmiah

Tulisan ini dipublikasikan di: Pijar Psikologi pada 20 Februari 2018

Secara historis, homoseksualitas (dan juga biseksualitas) tidak pernah secara konsisten dianggap sebagai suatu penyimpangan social apalagi penyakit. Beragam budaya dan keyakinan memiliki pandangan yang berbeda dan bahkan berubah-ubah seiring waktu. Misalnya saja tradisi nadleeh dalam suku Navajo; bissu, calalai, dan calabai dalam masyarakat tradisional Bugis; pederasty dalam masyarakat Yunani kuno; atau bahkan adorasi terhadap keindahan tubuh dan paras laki-laki muda yang disajikan dalam puisi-puisi relijius yang ditulis oleh penyair atau imam-imam abad pertengahan.