Dalam dunia finansial, menjadi objektif dan bias sangat diperlukan dalam membuat suatu laporan riset yang akhirnya akan dibaca oleh investor-investor yang menggunakan laporan tersebut sebagai salah satu sumber untuk pengambilan keputusan investasinya. Laporan riset yang disiapkan oleh analis berupa dokumen sebagai bagian dari tim riset investasi didalam broker saham atau bank investasi.
Pada umumnya, ketika investor sudah menanam kepercayaan kepada suatu perusahaan penulis laporan riset ― atau bahkan individu analis tertentu ― mereka dapat terkesan lengah dan cenderung menaruh kepercayaan berlebihan kepada apa yang ditulis di dalam laporan riset tersebut. Namun pada praktiknya, tidak sedikit laporan yang ditulis oleh analis yang mungkin tidak sepenuhnya objektif atau bahkan menjadi menyimpang dari tujuan laporan yang seharusnya mempresentasikan objektivitas.
Banyak pihak luar yang berusaha untuk mempengaruhi proses penanaman modal dengan cara menawarkan analis dan manajer portofolio berbagai macam keuntungan. Keuntungan tersebut bisa dalam bentuk hadiah, barang mewah, tiket, bantuan, maupun pekerjaan yang direferensikan. Hal-hal tersebut tidak diperbolehkan menurut standar I(B) Standard of Professional Conduct dalam peraturan Certified Financial Analyst (CFA), namun untuk hadiah sederhana masih boleh diterima dan dipertimbangkan tidak memberikan tekanan dalam konflik kepentingan terhadap analis. Anggota Certified Financial Analyst (CFA) juga harus mengungkapkan hadiah yang diterima oleh klien kepada atasannya sebelum atau sesudah menerima hadiah tersebut dari klien. Pengungkapan ini akan menunjukkan independensi dari analis apakah hadiah atau bonus yang diperoleh dari klien mempengaruhi objektivitasnya dalam bekerja.
Analis Laporan Riset dan Investment Banking
Ada saatnya di mana bagian analis riset dan Investment Banking (IB) sering bekerja sama demi keuntungan perusahaan. Hubungan ini harus diungkap dalam laporan riset ketika mereka banyak berkomunikasi untuk menghasilkan suatu laporan riset. Kebutuhan dari pengungkapan ini adalah demi mencegah analis dan divisi IB menjadi bias dan terjadi konflik kepentingan. Hal ini dapat terjadi dengan melebih-lebihkan hasil report terhadap perusahaan yang menjadi objek laporan agar terlihat lebih meyakinkan dan membuat reputasi mereka menjadi baik di mata atasan perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya membatasi hubungan antar analis dengan bagian IB dengan membangun “firewall”, sehingga ketika analis menulis laporan riset, ia tidak mendapatkan tekanan dari pihak IB untuk membuat hasil report menjadi tidak objektif lagi. Pada esensinya, akan jauh lebih baik apabila kedua pihak ― yaitu analis dan IB ― tidak berkomunikasi untuk meminimalisasi konflik kepentingan di antara keduanya.
Dalam konteks lain, bersikap objektif dan menjadi tidak bias sangatlah diperlukan ketika seorang analis diberikan barang-barang mewah atau hadiah mahal oleh klien nya agar menuliskan laporan riset yang lebih berkesan. Dalam hal ini, ada pembatasan harga barang mewah yang boleh diterima analis jika hadiah tersebut diberikan dalam masa proses pembuatan laporan riset. Namun sekalipun hal itu dilakukan, analis diharapkan tetap objektif dan independen dalam menulis laporan riset sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tidak menjadi bias dalam penulisan laporan riset tersebut.
Perusahaan Publik
Analis memiliki tekanan dalam membuat riset yang terlihat positif bagi perusahaan yang menjadi klien mereka. Untuk membuat rekomendasi investasi dalam bentuk laporan riset, analis harus mengantisipasi, menginterpretasi, mempelajari prospek perusahaan kedepannya, serta harga saham perusahaan tersebut sesuai fakta yang ada.
Untuk melakukan Due Diligence (penyelidikan penilaian kinerja perusahaan) dalam melakukan riset finansial, maka analis perlu mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti misalnya dokumen-dokumen perusahaan yang telah diungkapkan secara publik maupun stakeholder atau pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut (investor, supplier, customer, competitor, dan lainnya).
Akan tetapi, seringkali perusahaan akan berinisiatif menghambat pekerjaan analis jika analis terkesan memberi pernyataan mengenai perusahaan dengan fakta yang ada, termasuk hal-hal yang kurang positif dari perusahaan tersebut. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka perusahaan biasanya akan mempersulit analis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Hal ini bisa berlanjut sampai dengan perusahaan tersebut akan menggunakan jalur hukum dengan menuntut analis bahwa laporan riset yang terlihat “negatif” telah memberikan dampak tersendiri terhadap kinerja keuangan perusahaan. Karenanya, analis akan sulit untuk menjadi objektif ketika membuat laporan riset bagi perusahaan yang menjadi kliennya.
Riset Analis Yang Dibayar
Dalam dunia finansial, banyak perusahaan meminta kepada analis untuk menghasilkan laporan riset dan menganalisa perusahaannya. Hal ini adalah salah satu cara efektif bagi suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan bahwa kinerja perusahaannya positif kepada investor. Riset analis yang dibayar dilakukan oleh analis independen dimana merupakan pihak luar yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk membuat laporan riset. Ketika hal ini terjadi maka analis harus menganalisa dengan teliti, independen, tanpa bias, dan mengungkapkan hubungannya dengan perusahaan yang menjadi kliennya bahwa ada potensi untuk konflik kepentingan dalam penulisan laporan riset tersebut. Selain itu pengungkapan ini dapat meningkatkan objektivitas investor ketika membaca laporan riset tersebut, apakah analis menjadi bias atau tidak dalam menghasilkan laporan riset.
Dalam penulisan laporan riset, secara minimum, seorang analis menganalisa laporan keuangan perusahaan yang diungkap secara publik, perbandingan dengan grup perusahaan di industri yang sama, dan analisa industri. Analis harus mampu membedakan antara fakta dan opini dalam penulisan laporan riset untuk memberikan pemahaman yang tepat kepada investor.
Analis yang dibayar untuk penulisan laporan riset diberikan kompensasi baik dalam bentuk pembayaran ataupun stock warrant (pemberian jaminan hak kepada shareholder untuk membeli saham pada waktu tertentu atau periode yang akan datang dengan harga tertentu) perusahaan yang bersangkutan. Analis seringkali menghindari memberikan informasi atau kesimpulan negatif dalam laporan riset. Agar menjadi independen, analis disarankan hanya menerima upah dengan harga sewajarnya untuk penulisan laporan riset, dan sebelum terjadi kesepakatan dalam penulisan laporan riset, dinegosiasikan bahwa upah yang diterima tidak berhubungan dengan hasil kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan riset.
Writer: Stacey Hardjadinata
image: todaybusiness.com
Writer: Stacey Hardjadinata
image: todaybusiness.com
No comments:
Post a Comment